Langsung ke konten utama

PSIM Jogjakarta Sebuah Kebanggaan dan Warisan (opini)

Bagi saya pribadi, PSIM Jogjakarta bukan hanya sebuah klub sepak bola saja. Namun, klub ini sudah menjadi warisan yang berharga dari orang - orang terdahulu saya, atau bisa di sebut "warisane simbah". Warisan yang harus saya jaga dengan sepenuh hati dalam semangat dan tekat kuat untuk selalu memperjuangkannya. Sebuah klub yang memberi warna dalam cerita hidup saya, memberi sebuah kebanggaan tersendiri dan sampai pada akhirnya nanti untuk di wariskan kembali pada anak cucu saya kelak saat mereka beranjak dewasa.

Sejak masih kecil banyak cerita yang saya dengar tentang PSIM Jogja dari orang -orang di sekitar tempat tinggal saya. Mulai dari cerita kejayaan di kompetisi liga indonesia hingga terpuruknya PSIM kala itu, karna belum di perbolehkannya oleh orang tua saya untuk melihat pertandingan secara langsung di stadion maka saat itu hanya bisa menyaksikan dari layar kaca televisi atau pun hanya sekedar tau dari berita - berita koran dan obrolan orang - orang di lingkungan saya. Jadi dari hal - hal seperti itu lah saya mulai tau dan mengenal sedikit demi sedikit perjalanan serta perkembangan PSIM Jogja.

Ketika mulai beranjak dewasa dan di perbolehkan untuk datang ke stadion langsung, alangkah bahagianya saat itu bisa datang untuk melihat langsung pertandingan dari PSIM Jogja. Kala itu ketika langkah pertama mamasuki Mandala Krida (stadion dari PSIM Jogja) terdengar sorak - sorak riuh dari suporter yang mendukung di dalam maupun luar stadion dan seketika itu juga merasa takjub dengan aura semangat yang di berikan untuk tim kebanggaan. Sungguh, ini suatu pengalaman yang amat berharga dan menarik dalam hidup saya dan bisa menjadi sebuah bahan perbincangan hangat dengan orang - orang terdekat saya.

Banyak sekali cerita dan pengalaman suka duka dalam mendukung tim kebanggaan Laskar Mataram (julukan bagi PSIM Jogja). Mulai dari kebahagiaan dan suka cita ketika tim memenangkan pertanding dan bermain bagus atau pun hingga meraih juara pada kompetisi yang di jalani. Selain itu banyak pula kebersamaan yang di dapat ketika bersama - sama mendukung dengan teman - teman terdekat kita sambil bersenda gurau, bercerita dan tertawa lepas di dalam stadion. Menjalin silaturahmi pula dengan sesama pendukung PSIM Jogja dari daerah lain di luar tempat tinggal saya, bertegur sapa hingga bisa berbagi penggalaman bersama tentang loyalitas kepada tim kebanggaan.

Selain suka cita yang saya dapat, pastinya ada juga duka cita yang di alami selama mendukung tim kebanggaan. Ketika kekecewaan muncul saat tim tidak bermain dengan bagus, ketika tim yang di dukung mengalami kekalahan atau pun terjadinya kericuhan yang timbul dari suporter lawan bahkan gesekan antar suporter PSIM sendiri. Sungguh sesuatu yang sebenarnya tidak di inginkan oleh setiap orang dan bahkan gesekan antar suporter ini menimbulkan korban jiwa samapai kematian. Sebenarnya alangkah baiknya jika hal seperti ini tidak terulang kembali kedapannya. Dan semua peristiwa buruk yang sudah terjadi bisa kita jadikan sebuah pembelajaran untuk kedewasaan kita dalam mendukung tim kebanggaan kita PSIM Jogja.

Hari demi hari, dari pertandingan satu ke pertandingan lain dari setiap kilometer jarak yang di tempuh untuk datang mendukung PSIM Jogja, rasa cinta dan kebanggan ini selalu tumbuh lebih kuat dan mendalam serta lantangnya suara dukungan ini akan terus terdengar sampai nanti, hingga habisnya hembusan nafas ini akan saya jaga warisan yang di berikan oleh orang - orang terdahulu saya. Semoga untuk kedepannya, PSIM Jogja dapat lebih baik lagi dan berprestasi tentunya. Kini buktikan bahwa dengan caranya sendiri PSIM Jogja bisa bangkit dan berjaya kembali seperti sedia kala. Semua semangat, doa dan dukungan ini untukmu Laskar Mataram.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencari Pemimpin

Saya mohon dan sebagai sodara seiman senegara seperjuangan dll, janganlah kita hanya mencaci maki, merendahkan atau pun mencari-cari kesalahan yang lain tapi, lihatlah apa kita sudah benar dan menjadi manusia yang seutuhnya, menjadi manusia yang memanusiakan manusia, menghargai apa pun segala perbedaan yang ada di sekitar kita? Apapun yang sudah terjadi pada negara ini, seburuk-buruknya kita dan petinggi2 negara ini dan semua yang berkaitan, kita semua tetaplah sodara. Suatu keadaan yang sudah kacau jangan semakin diperkeruh dengan kekacauan yang kita buat, bukannya memperbaiki malah se-akan2 membuatnya jadi lebih keruh. Keadaan suatu pemimpin, bagus atau tidaknya adalah suatu gambaran dari rakyatnya itu sendiri. Jika kita baik, insyaallah kita diberkahi dengan pemimpin yang baik pula dan jika kita lebih banyak pada buruknya akan banyak pula pemimpin2 yang tidak baik di sekitar kita, jadi semua kembali lagi pada diri kita sendiri, apakah kita ingin suatu kemajuan atau kemunduran

Perempuanku.

Kamu adalah seni yang sangat rumit, namun indah dan menenangkan hati. Kamu tercipta dari semua hal yang menyenangkan, dari gula dan rempah - rempah, serta semua rasa sayang yang berpadu di dalamnya. Kamu diberkahi dengan semua keindahan yang melekat pada ragamu. Dengan adanya kamu, seakan terlupakan sejenak semua beban yang terjadi pada hidup ini. Kamu adalah seni yang tercipta untuk mewarnai semua keindahan hidup ku dan hidup kita. Lengkug indah senyum mu, mata yang mengalihkan pandangan ku, alis tebalnya dan kedua pipi merahnya. Semua berpadu dan menyatu menjadi sebuah keruwetan yang indah tersaji pada kamu seorang, yang tak akan pernah lagi ku temui pada perempuan selain kamu, dimana pun itu. Ketika dengan sengaja aku mengamati, mencuri pandangan mata mu atau pun berusaha mendapatkan perhatianmu. Entah, usahaku ini apakah akan mendapatkan suatu hasil yang baik bagiku atau sebaliknya. Namun, aku akan selalu berusaha sebaik mungkin untuk senyum itu agar selalau ada padamu setiap s

Punthuk Setumbu

Kala itu ada sebuah perbincangan hangat seperti biasanya antara saya dan teman sekolah saya,sebut saja ipin. Bersyukur, malam itu nampak cerah dan banyak bintang yang bisa terlihat dengan telanjang mata kita. Dengan kopi hitan dan beberapa cemilan khas angkringan jogja menambah keyamanan obrolan kami. Dengan dukungan semesta pula pada kami yang melewati malam itu, saya mengajak ipin untuk keesokan harinya menuju ke Magelang untuk berburu matahari pagi di bukit Punthuk Setumbu. Setelah malam semakin larut dan kami mulai merasa cukup dengan perbincangan ini, kami memutuskan untuk segera pulang serta mempersiapkan barang yang akan kami bawa ke Punthuk Setumbu. Pukul 2.30 pagi, saya terbangun karna mendengar alarm yang dipasang sebelumnya. Setelah saya terbangun kemudian menelfon untuk membangunkan ipin agar segera bangun dan menjemput ke rumah. Semua perlengkapan sudah siap, pukul 3.00 pagi kami berangkat dari Jogja menuju Magelang, perjalanan yang akan kami tempuh kira - kira hany